Adiana Putra

Minggu, 20 Februari 2011

Warnet Senasib Dengan Wartel

Mengingat masa SMA juga sewaktu duduk di bangku kuliah istilah chattig mulai populer sampai-sampai merelekan uang jajan untuk bisa ngobrol lewat chat padahal lewat SMS juga bisa tersenyum lebar. Warnet "warung internet" adalah satu-satunya tempat yang bisa kita gunakan untuk chat waktu itu, cukup untuk membuang jenuh saat browsing mencari tugas sekolah [ketahuan kalo malas nyari di buku kan tinggal copas hi..hi..hi]. Ketika itu warnet baru naik daun orang-orang bisa sangat betah berada di sana, untuk sejam rata-rata ditariki 4 ribu.

Setelah hampir 9 tahun sekarang nama warnet mulai memudar chat dan online menjadi makanan sehari-hari bagi semua orang, muda, tua, cewek, cowok termasuk banci mengedipkan mata he...! Kita hitung saja jika sebuah warnet memiliki 10 PC dengan total penggunaan 60 jam/hari maka tarif 4 ribu/jam X 60 = 240.000 itu lah laba "kotor" yang didapat seorang pengusha warnet dalam sehari atau 7.200.000/bln pada waktu itu terkejut bisa Anda hitung sendiri jika dia memiliki 20 PC/lebih.

Tapi kini tidak lagi membuka usaha warnet sekarang ini butuh banyak pertimbangan, alih-alih mencari untung bisa-bisa kita akhirnya merugi total menangis. Memang masih ada yang bisa sukses atau setidaknya bertahan namun sebagian besar gulung tikar, seperti judul di atas nasib warnet tidak jauh berbeda dengan wartel [warung telepon]. Banyak faktor yang mengakibatkan jatuhnya usaha ini, salah satunya adalah semakin mudah dan murahnya perangkat yang dibutuhkan untuk dapat menikmati apa yang selama ini disediakan oleh warnet.

Perangkat harganya sangat terjangkau termasuk untuk mendapatkan akses internet banyak sekali provider yang menyediakan jasa akses internet dengan berbagai paket. Satu lagi yang membuat warung ini semakin ditinggalkan karena para pengguna cenderung mobile menikmati internet di mana saja melalui hp. Jadi jika Anda berniatan untuk membuka usaha warnet sebaiknya pertimbangkan secara matang, bisa saja usaha yang dibangun menjadi sukses jika memiliki nilai lebih dari para pesaing dan semua berpulang pada ide dan kreativitas ide cemerlang kita masing-masing.



Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]



<< Beranda