Adiana Putra

Jumat, 17 Desember 2010

Tertinggal 415.231 Km

Sejak tragedi Juli 2008 sudah banyak perkembangan membaik, kejadian waktu itu begitu cepat saking cepatnya tidak mampu ku ingat dengan baik. Sekarang 2.5 tahun sudah kejadian itu berlalu mengubah semua "jadwal" yang telah aku susun sebelumnya.

Semua orang punya cara pandang tersendiri dalam memandang kehidupan dan bagiku hidup tidak jauh berbeda dengan lomba lari tanpa garis finish tanpa pemenang tanpa pecundang. Dan aku berada dalam perlomabaan ini diawal-awal aku mencoba melakukan start sebaik mungkin lariku cukup stabil namun sejak tragedi 2.5 tahun yang lalu langkahku terhenti, tembok besar menghalangi tidak mungkin dilompati lalu beberapa pelari mulai mendahului & aku masih kebingungan "apa ini? siapa yang menaruh tembok di lintasanku berlari?"bingung

Beberapa suporter di tribun penonton menyorakkan semangat "ayo... loncati temboknya..." sebagian lagi menertawakankuberguling di lantai. Sekarang lebih dari separuh pelari sudah jauh berada di depan beberapa masih malas-malasan seolah enggan mengikuti perlombaan.

Aku berusaha meloncati temboknya namun tidak membuahkan hasil "sudah 2.5 tahun, sejauh apa aku tertinggal?" jika mereka memiliki kecepata rata-rata 100 meter/19 detik maka aku sudah tertinggal sejauh 415.231 Km, "ahhh.......... sejauh itukah?" jarak dari bumi ke bulan hanya sekitar 150.000 Km berarti mereka sudah bisa pulang pergi dan pulang lagi dari bumi ke bulan kembali ke bumi.terkejut

Bagaimana aku bisa mengejar mereka? mungkinkah terkejar? Rasanya terlalu membebani jika itu yang selalu aku pikirkan karena masalahku saat ini adalah "tembok" bukan seberapa jauh aku tertinggal. Semoga Tuhan membantuku dengan menurunkan hujan sehingga tembok ini cepat terkikis lalu runtuh dan aku bisa berlari lagi bukan untuk jadi pemenang tapi menjadi seorang PELARI".hebat


Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]



<< Beranda